Senin, 18 Februari 2013

DISAAT MANUSIA TIDAK DIANGGAP LAGI SEBAGAI ASET



Penulis Alfaizin.MA,MM
"Kami memang tidak mempunyai apa-apa, kami hanya mempunyai Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul". Kalimat yang begitu kuat dari seorang profesor dari Jepang, yang menunjukan bahwa SDM unggul lah yg membuat mereka maju dan tumbuh berkembang, dan mampu mengimbangi bahkan mungkin mengungguli bangsa-bangsa Eropa maupun Amerika. Yang dalam konteks ini dapat dipahami bahwa SDM adalah sebagai aset utama.
Penggalan pernyataan professor diatas patutnya menjadi hentakan hati bagi kita dalam menjadikan manusia sebagai Aset. Realita banyak organisasi baik Perusahaan bahkan Organisasi Pemerintah seperti Dinas, Kantor Kementerian bahkan di Madrasah/Sekolah seakan-akan dalam prakteknya ogah dan sungkan menyebutkan manusia/karyawan/staf adalah  Aset tetapi mereka memandang Aset adalah barang seperti mobil, lactop, meja, kursi, mesin, gedung dan lain-lain. Sebenarnya dalam ilmu Manajemen pemahaman seperti itu adalah hal yang sangat dan sangat keliru kerena selain Barang manusia juga merupakan Aset Besar bahkan melebihi barang, terbukti Barang yang multi manfaat dan serba canggih seperti Mobil, Lactop dan alat-alat canggih yang ada disekitar kita atau disekeliling lingkungan kita bekerja tidak akan berguna sedikitpun apabila tidak mempunyai manusia yang professional dalam menggerakan atau mengelolanya sehingga menjadi barang yang sesuai dengan fungsinya.
Maka menjadi pandangan yang tidak jarang kita lihat banyak barang-barang diatas di Kantor-kantor atau di Madrasah kita ambil sampel di Lingkungan Kementerian Agama dan hal ini juga banyak terjadi di intansi yang lain di luar Kementerian Agama, Barang yang ada kadang rusak dengan tidak pernah terpakai kalau dengan bahasa Aceh (Hanco keudro) pertanyaannya Apa yang salah? belum lagi berbicara pencapaian visi dan misi serta tujuan organiasasi. Maka sangat sulit dicapai apabila organisasi itu sendiri disaat mengabaikan dalam prakteknya “Manusia tidak lagi dianggap sebagai Aset”. Maka patut  Negara dan organisasi yang bisa menempatkan Manusia sebagai Aset Utama organisasi pemerintah atau organisasi swasta akan maju pesat dalam mencapai tujuan serta Visi dan misi organisasinya.
Mengenai perkembangan Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi, Greer menyatakan bahwa: Dewasa ini, perkembangan terbaru memandang SDM bukan sebagai sumber daya belaka, melainkan lebih berupa modal atau aset bagi institusi atau organisasi. Karena itu kemudian muncullah istilah baru di luar H.R. (Human Resources), yaitu H.C. atau Human Capital. Di sini SDM dilihat bukan sekedar sebagai aset utama, tetapi aset yang bernilai dan dapat dilipatgandakan, dikembangkan (bandingkan dengan portfolio investasi) dan juga bukan sebaliknya sebagai liability (beban,cost). Di sini perspektif SDM sebagai investasi bagi institusi atau organisasi lebih mengemuka.
Berdasarkan hal di atas, maka SDM memegang nilai yang sangat penting dalam manajemen keorganisasian. Meskipun teknologi banyak dilibatkan dalam roda organisasi, namun tetap saja organisasi memerlukan SDM sebagai daya penggerak dari sumber daya lainnya yang dimiliki oleh organisasi dalam bentuk apapun
Sumber Daya Manusia sebagai aset utama  berarti harkat martabatnya sebagai manusia didudukkan sebagaimana yang seharusnya sebagai manusia. Perlakuan yang manusiawi tersebut salah satunya adalah dengan mencerdaskan dan menyiapkan menjadi SDM yang unggul, berkualitas dan mempunyai keahlian atau ketrampilan yang diperlukan organisasi.
            Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu, perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya. Sumber daya manusia merupakan aset dalam segala aspek pengelolaan terutama yang menyangkut eksistensi organiasi.
Sumber daya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM merupakan potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi.
Dalam mengungkap kinerja organisasi Nickson (2007:169) mengutip pendapat Armstrong yaitu :
            “Performance management is about getting better results from the organization, teams and individuals by understanding and managing performance within an agreed framework of planned goals, standards and competing requirements. It is a process for establishing shared understanding about what is to be achieved, and an approach to managing and developing people in a way which increases the probability that it will be achieved in the short and long term. It is owned and driven by management. “

            Berdasarkan pendapatnya di atas dapat dikatakan bahwa kinerja organisasi diperoleh dari pengelolaan berbagai tujuan, sasaran dan pengembangan sumber daya manusia di dalamnya dalam rangka mencapai tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Peran pimpinan dalam hal ini sangat dominan. Sejauh mana pimpinan menghendaki SDM organisasinya berkembang maka pimpinan tersebut memiliki kewenangan dalam mewujudkan pengembangan SDM melalui berbagai kegiatan pengembangan dan pelatihan sesuai dengan kompetensi masing-masing  yang dimiliki pegawainya.
Apabila daya dukung organisasi sudah dapat berjalan secara simultan maka pengembangan sumberdaya manusia berbasis kompetensi akan dapat memberikan dampak baik bagi peningkatan kinerja organisasi. Hal ini terjadi karena sumberdaya manusia yang berkembang secara kompeten merupakan suatu kondisi dimana seluruh elemen internal organisasi siap untuk bekerja dengan mengandalkan kualitas diri dan kemampuan yang baik bukan lagi perspektif (IP) IP yang dimaksud  bukan indek Prestasi yang sering kita jumpai di Kampus, tapi IP yang dimaksudkan adalah Indek Pedekatan seharusnya.
Pada level tertentu dimana kondisi di atas sudah mampu tercipta dalam suatu organisasi maka kinerja individu organisasi menjadi cerminan bagi kinerja organisasi. Terdapat banyak tantangan dalam menciptakan situasi kondusif bagi organisasi untuk meningkatkan kinerjanya dan pengembangan SDM merupakan salah satu hal yang patut kian dilakukan. Organisasi yang menghendaki kinerja yang optimal dibutuhkan pula konsistensi dan konsentrasi dari manajemen mengenai pengelolaan pegawai yang baik dan proporsional serta menciptakan hubungan kerja yang efektif dengan selalu mengedepankan asas kesetaraan dan saling menghargai.
Mudahanan organisasi Kita Kementerian Agama yang sudah baik selama ini menjadi lebih baik lagi kedepan seperti harapan Menteri Agama Surya Dharma Ali dalam setiap pidatonya. Mudah-mudahan dan Insyaallah dengan tekad kebersamaan dan Aset yang sungguh sangat luar biasa tersebar di seluruh pelosok  Lingkungan Kementerian Agama, khususnya di Kantor Wilayah Kementerian Agama provinsi Aceh yang di pimpin oleh Bapak Drs. Ibnu Sa’dan, M.Pd yang merupakan figur terbaik  bukan Hal mustahil ini terwujud dan meraih WTP kedepan dengan selalu menjadikan karyawan Aset penting mulai dari Kantor wilayah sampai ke Madrasah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Kerajaan Aceh Cukup dikenal Kebelahan Dunia