Penulis Alfaizin.MA,MM
"Kami
memang tidak mempunyai apa-apa, kami hanya mempunyai Sumber Daya Manusia (SDM)
yang unggul". Kalimat yang begitu kuat dari seorang profesor dari Jepang,
yang menunjukan bahwa SDM unggul lah yg membuat mereka maju dan tumbuh
berkembang, dan mampu mengimbangi bahkan mungkin mengungguli bangsa-bangsa
Eropa maupun Amerika. Yang dalam konteks ini dapat dipahami bahwa SDM adalah
sebagai aset utama.
Penggalan
pernyataan professor diatas patutnya menjadi hentakan hati bagi kita dalam menjadikan
manusia sebagai Aset. Realita banyak organisasi baik Perusahaan bahkan
Organisasi Pemerintah seperti Dinas, Kantor Kementerian bahkan di
Madrasah/Sekolah seakan-akan dalam prakteknya ogah dan sungkan menyebutkan manusia/karyawan/staf
adalah Aset tetapi mereka memandang Aset
adalah barang seperti mobil, lactop, meja, kursi, mesin, gedung dan lain-lain.
Sebenarnya dalam ilmu Manajemen pemahaman seperti itu adalah hal yang sangat
dan sangat keliru kerena selain Barang manusia juga merupakan Aset Besar bahkan
melebihi barang, terbukti Barang yang multi manfaat dan serba canggih seperti
Mobil, Lactop dan alat-alat canggih yang ada disekitar kita atau disekeliling
lingkungan kita bekerja tidak akan berguna sedikitpun apabila tidak mempunyai
manusia yang professional dalam menggerakan atau mengelolanya sehingga menjadi
barang yang sesuai dengan fungsinya.
Maka menjadi
pandangan yang tidak jarang kita lihat banyak barang-barang diatas di
Kantor-kantor atau di Madrasah kita ambil sampel di Lingkungan Kementerian
Agama dan hal ini juga banyak terjadi di intansi yang lain di luar Kementerian
Agama, Barang yang ada kadang rusak dengan tidak pernah terpakai kalau dengan
bahasa Aceh (Hanco keudro)
pertanyaannya Apa yang salah? belum lagi berbicara pencapaian visi dan misi
serta tujuan organiasasi. Maka sangat sulit dicapai apabila organisasi itu
sendiri disaat mengabaikan dalam prakteknya “Manusia tidak lagi dianggap sebagai
Aset”. Maka patut Negara dan organisasi
yang bisa menempatkan Manusia sebagai Aset Utama organisasi pemerintah atau
organisasi swasta akan maju pesat dalam mencapai tujuan serta Visi dan misi
organisasinya.
Mengenai
perkembangan Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi, Greer menyatakan bahwa:
Dewasa ini, perkembangan terbaru memandang SDM bukan sebagai sumber daya
belaka, melainkan lebih berupa modal atau aset bagi institusi atau organisasi.
Karena itu kemudian muncullah istilah baru di luar H.R. (Human Resources), yaitu H.C. atau Human Capital. Di sini SDM dilihat bukan sekedar sebagai aset
utama, tetapi aset yang bernilai dan dapat dilipatgandakan, dikembangkan
(bandingkan dengan portfolio investasi) dan juga bukan sebaliknya sebagai liability (beban,cost). Di sini
perspektif SDM sebagai investasi bagi institusi atau organisasi lebih
mengemuka.
Berdasarkan
hal di atas, maka SDM memegang nilai yang sangat penting dalam manajemen
keorganisasian. Meskipun teknologi banyak dilibatkan dalam roda organisasi,
namun tetap saja organisasi memerlukan SDM sebagai daya penggerak dari sumber
daya lainnya yang dimiliki oleh organisasi dalam bentuk apapun
Sumber Daya
Manusia sebagai aset utama berarti
harkat martabatnya sebagai manusia didudukkan sebagaimana yang seharusnya
sebagai manusia. Perlakuan yang manusiawi tersebut salah satunya adalah dengan
mencerdaskan dan menyiapkan menjadi SDM yang unggul, berkualitas dan mempunyai
keahlian atau ketrampilan yang diperlukan organisasi.
Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya
pikir dan daya fisik yang dimiliki individu, perilaku dan sifatnya ditentukan
oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh
keinginan untuk memenuhi kepuasannya. Sumber daya manusia merupakan aset dalam
segala aspek pengelolaan terutama yang menyangkut eksistensi organiasi.
Sumber
daya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM merupakan potensi yang
terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial
yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta
seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan
kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian
praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem
yang membentuk suatu organisasi.
Dalam mengungkap kinerja organisasi
Nickson (2007:169) mengutip pendapat Armstrong yaitu :
“Performance
management is about getting better results from the organization, teams and
individuals by understanding and managing performance within an agreed
framework of planned goals, standards and competing requirements. It is a
process for establishing shared understanding about what is to be achieved, and
an approach to managing and developing people in a way which increases the
probability that it will be achieved in the short and long term. It is owned
and driven by management. “
Berdasarkan
pendapatnya di atas dapat dikatakan bahwa kinerja organisasi diperoleh dari
pengelolaan berbagai tujuan, sasaran dan pengembangan sumber daya manusia di
dalamnya dalam rangka mencapai tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Peran pimpinan dalam hal ini sangat dominan. Sejauh mana pimpinan menghendaki
SDM organisasinya berkembang maka pimpinan tersebut memiliki kewenangan dalam
mewujudkan pengembangan SDM melalui berbagai kegiatan pengembangan dan
pelatihan sesuai dengan kompetensi masing-masing yang dimiliki pegawainya.
Apabila daya dukung
organisasi sudah dapat berjalan secara simultan maka pengembangan sumberdaya
manusia berbasis kompetensi akan dapat memberikan dampak baik bagi peningkatan
kinerja organisasi. Hal ini terjadi karena sumberdaya manusia yang berkembang
secara kompeten merupakan suatu kondisi dimana seluruh elemen internal
organisasi siap untuk bekerja dengan mengandalkan kualitas diri dan kemampuan
yang baik bukan lagi perspektif (IP) IP yang dimaksud bukan indek Prestasi yang sering kita jumpai
di Kampus, tapi IP yang dimaksudkan adalah Indek Pedekatan seharusnya.
Pada level tertentu
dimana kondisi di atas sudah mampu tercipta dalam suatu organisasi maka kinerja
individu organisasi menjadi cerminan bagi kinerja organisasi. Terdapat banyak
tantangan dalam menciptakan situasi kondusif bagi organisasi untuk meningkatkan
kinerjanya dan pengembangan SDM merupakan salah satu hal yang patut kian
dilakukan. Organisasi yang menghendaki kinerja yang optimal dibutuhkan pula
konsistensi dan konsentrasi dari manajemen mengenai pengelolaan pegawai yang
baik dan proporsional serta menciptakan hubungan kerja yang efektif dengan
selalu mengedepankan asas kesetaraan dan saling menghargai.
Mudahanan organisasi
Kita Kementerian Agama yang sudah baik selama ini menjadi lebih baik lagi
kedepan seperti harapan Menteri Agama Surya Dharma Ali dalam setiap pidatonya.
Mudah-mudahan dan Insyaallah dengan tekad kebersamaan dan Aset yang sungguh
sangat luar biasa tersebar di seluruh pelosok
Lingkungan Kementerian Agama, khususnya di Kantor Wilayah Kementerian
Agama provinsi Aceh yang di pimpin oleh Bapak Drs. Ibnu Sa’dan, M.Pd yang
merupakan figur terbaik bukan Hal
mustahil ini terwujud dan meraih WTP kedepan dengan selalu menjadikan karyawan Aset
penting mulai dari Kantor wilayah sampai ke Madrasah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar