Jumat, 26 Desember 2008

Penataan Rumah Agar Terkesan Asri


Penataan Rumah sangat berpengaruh kepada keindahan dan Kenyamanan orang yang ada di dalamnya. Rumah pada dasarnya merupakan tempat kita menghabiskan waktu yang paling banyak dalam kehidupan kita terlebih bagi orang timur.

Penataan alat perabot dan aksesoris rumah salah satu yang dianggap sangat penting. Dan sangat berpengaruh kepada keindahan rumah, seperti hal yang sangat kecil pemasangan dan menempatkan foto tidak terkesan bagus apabila di tempelkan di ruang tamu hal ini akan terkesan rumah rame dengan hal yang dianggap tidak penting. Pesangan foto ideal nya di tempekan di ruang keluarga, terlebih lagi foto keluarga.

Untuk Keasrian rumah perlu di tambahkan diruang tamu beberapa bunga tapi sangat berpengaruh kepada ukuran ruang tamu yang ada di rumah kita. Ruang tamu ideal ditempatkan satu buah bunga, kalau ada bunga di meja tamu maka tidak bagus apabila di pancang lagi bunga sudut misalnya, tapi lebih bagus di ganti dengan aksesoris keramik misalnya guci sehingga akan terkesan rumah kita lebih modern.

Rumah selain tempat berteduh bagi anggota keluarga juga merupakan tempat ibadah, maka penting selain nilai-nilai keislaman tertanam dalam amggota keluarga, dan akan terkesan indah di tempelkan kaligrafi islam diruang tamu yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran raung tamu yang ada dirumah kita.

Hal yang paling penting juga dalam penataan rumah antara ruang yang satu dengan ruang yang lain di desaint tampilannya berbeda, sehingga orang yang memandang tidak terfokus kesatu ruangan saja.

Reni Dhamayanti

Alfaizin.MA

Kamis, 25 Desember 2008

Seminar hasil Riset Potret Pendidikan Kab Aceh Barat



Seminar hasil riset Yayasan PAPAN tentang Potret Pendidikan Kabupaten Aceh Barat di Aula Sekdakab Aceh Barat tanggal 28 Februari 2008 dibuka oleh Asisten II Bupati Bapak Drs. Hasan Abdullah, diikuti oleh 50 Peserta terdiri dari berbagai unsur diantaranya Dinas pendidikan, Kandepag kabupaten Aceh Barat, MPU, MPD, Kepala sekolah dan Madrasah, Komite sekolah, organisasi Guru, Akademisi, Mahasiswa dan LSM pemerhati pendidikan serta perwakilan Forum Komunitas pendidikan Aceh Barat. Pemateri pada seminar riset adalah TIM riset Yayasan PAPAN yang telah bekerja selama 6 bulan untuk mendapatkan masukan dan data-data dan berbagai masalah yang dialami oleh sekolah sekarang ini dalam meningkatkan mutu pendidikan di kabupaten Aceh Barat.

Dari hasil riset yang dilakukan oleh PAPAN, kemudian akan diserahkan kepada Pemkab Aceh Barat, Kualitas Pendidikan di Aceh Barat mengalami kemerosotan, hal ini disebabkan : Pemerintah belum optimal pada upaya peningkatan mutu pendidikan buktinya Pemkab belum serius dalam mengalokasikan anggaran sesuai dengan UUD 1945 dan UUPA, Kebijakan pada sektor pendidikan kurang menggambarkan rumusan-rumusan prioritas dan permasalahan yang terjadi pada dunia pendidikan. Kurangnya perhatian Pemerintah Kabupaten Aceh Barat dalam hal kesejahteraan guru dan kebutuhan sarana/ prasarana. Dan Tidak adanya pemerataan guru sesuai dengan kebutuhan. Penelitian tim riset PAPAN masih menemukan berbagai pemasalah pendidikan Aceh Barat antara lain :

· Persentase penempatan guru untuk tingkat SMA/SMK/MA dikota lebih dominan yaitu mencapai 82,88% dibandingkan dengan sekolah yang ada di desa hanya 17,12%. Untuk tingkat SMP/MTs persentase penempatan guru PNS di kota dan di desa yaitu 60,51% dan 39,49%

· Penempatan guru pada tingkat SMA/SMK/MA di Kota melebihi kapasitas kebutuhan guru yaitu sebanyak 79 orang yang seharusnya ditempatkan di desa, sedangkan pada tingkat SMP/MTs penempatan guru di kota terlihat masih kurang, sehingga dibutuhkan guru sebanyak 18 orang. Penempatan guru PNS di desa masih sangat kurang untuk kategori sekolah menengah atas maupun sekolah menengah pertama terlihat bahwa kekurangan guru mencapai 152 orang untuk keseluruhan.

· Guru bidang studi yang termasuk dalam ujian nasional baik tingkat SMA/SMK/MA dan tingkat SMP/MTs mengalami kekurangan 105 tenaga guru.

· Kebutuhan sarana dan prasarana laboratorium tingkat SMA/MA masih kekurangan 54,8%. Kebutuhan petugas laboratorium biologi, kimia dan fisika mencapai 96,6%, untuk petugas laboratorium bahasa dan matematika kekurangan 100%. Kekurangan ruang pustaka untuk tingkat SMA/MA sebesar 52 %, sedangkan pustakawan kurang 50 %.

· Prosentase tingkat kelulusan UAN SMA jurusan IPA pada tahun ajaran 2004/2005 dengan tahun ajaran 2006/2007, mata pelajaran bahasa Indonesia menurun sebesar 4,4%. Sedangkan mata pelajaran bahasa Inggris dan matematika meningkat sebesar 0,7% dan 3,7%. Prosentase tingkat kelulusan UAN Untuk Siswa MA jurusan IPA pada tahun ajaran 2004/2005 dengan tahun ajaran 2006/2007mengalami penurunan pada mata pelajaran bahasa indonesia dan bahasa inggris sebesar 9,5% dan 3,6% sedangkan mata pelajaran matematika meningkat sebesar 13,2 %.

· Prosentase tingkat SMA jurusan IPS pada tahun ajaran 2004/2005 dengan tahun ajaran 2006/2007, mata pelajaran bahasa Indonesia dan bahasa inggris meningkat sebesar 6,3% dan 3%. Sedangkan peajaran ekonomi mengalami penurunan sebesar 9,4%. Untuk Siswa MA jurusan IPS pada tahun ajaran 2004/2005 dengan tahun ajaran 2006/2007, mata pelajaran bahasa indonesia mengalami penurunan sedangkan bahasa inggris dan ekonomi mengalami peningkatan sebesar 2,6% dan 4,9%.

Adapun rekomendasi-rekomendasi yang dihasilkan dari riset yang dilakukan PAPAN adalah untuk menjawab permasalah pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan adalah:

1. Pemkab/Dinas pendidikan Aceh Barat dapat menempatkan guru PNS sesuai dengan kebutuhan sekolah.

2. Pemkab Aceh Barat harus memprioritaskan pengangkatan guru sesuai dengan kebutuhan mata pelajaran yang dibutuhkan pada masing-masing jenjang sekolah.

3. Pemerintah diharuskan memenuhi sarana dan prasarana pendidikan

4. Pemeritah memprioritaskan pengangkatan tenaga pustakawan dan laboratorium

5. Pemkab Aceh Barat menyediakan anggaran untuk pelatihan guru dan kesejahteraan guru

6. PEMKAB Aceh Barat Melahirkan Regulasi (Perbup) Tentang Keterlibatan Masyarakat dalam Memajukan Dunia Pendidikan.

7. PEMKAB Aceh Barat mengalokasikan dana sekolah mandiri bersumber dari APBK untuk sekolah-sekolah kejuruan di Kabupaten Aceh Barat.

Coordinator Program
Alfaizin.MA


Distribusi Guru dan Solusi Permasalahan Pendidikan Aceh Barat

Menanggapi permasalahan pendidikan di Aceh Barat yang dialami oleh sekolah tingkat SLTP dan SLTA di kabupaten Aceh Barat sudah pada tahap yang sangat mengkhawatirkan. Yayasan PAPAN melalui kegiatan pertemuan, pendampingan dan serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan pihak Sekolah (kepala sekolah, guru) dan Komite sekolah tingkat SLTP dan SLTA selama 8 bulan ini di Kabupaten Aceh Barat.

Kegiatan yang dilakukan antara lain melalui Worshop, Talk Show di Radio, seminar anggaran pendidikan dan diskusi komunitas pendidikan yang dilakukan di tingkat region terungkap bahwa penyebab kemunduran mutu pendidikan Aceh Barat disebabkan rendahnya alokasi anggaran APBK Aceh Barat tahun 2007 untuk sector pendidikan yang hanya 7,6 % (diluar gaji dan biaya kedinasan), disamping itu juga disebabkan oleh tidak efektifnya pemerintah daerah dalam melakukan pendistribuan guru di sekolah-sekolah, dan proses rekruitmen PNS yang ditempatkan sebagai guru di sekolah-sekolah. Sehingga hal tersebut sangat mempengaruhi mutu pendidikan di bumi T. Umar ini. Tidaklah heran banyak guru yang harus mengajar pelajaran yang bukan bidangnya. Atau sering kita dengar kata-kata guru ”dari pada kosong mendingan ditutupi”.

Dari hasil analisis data yang dilakukan oleh Yayasan PAPAN dalam rentang waktu 8 bulan sejak mei 2007, yang dikaitkan dengan renstra pendidikan yaitu perbandingan guru dengan siswa 1:22 untuk Nasional dan untuk Aceh 1:21. Maka guru tingkat SLTP dan SLTA di kabupaten Aceh Barat sudah mencukupi, tidak perlu ada penambahan lagi. Sekolah-sekolah setingkat SMP di bawah instansi Dinas Pendidikan Aceh Barat perbandingan antara guru dengan siswa adalah 1:21 (yaitu dengan rincian guru 279 dan siswa 5902). Sementara untuk tingkat SMA dan SMK 1:15,6 (dengan rincian guru 408 dan siswa 6364).

Perbandingan Guru dengan siswa untuk sekolah dibawah Kandepag Kabupaten Aceh Barat untuk tingkat MTs adalah 1:22 (yaitu dengan rincian 117 guru berbanding dengan 2565 siswa). Untuk tingkatan MA, perbandingan antara guru dengan siswa adalah 1: 13,2 (yaitu dengan rincian 84 guru beranding dengan 1106 siswa).

Nah, dari data yang berhasil dikumpulkan oleh Yayasan PAPAN tersebut, kenapa juga masih banyak sekolah yang mengaku tidak ada gurunya?

Dari penelitian yang dilakukan oleh Yayasan PAPAN, Jawaban yang ditemukan setelah melakukan serangkaian analisis adalah sebagai berikut :

  1. Proses pengangkatan/rekruitmen guru/PNS yang tidak tepat sasaran. Dimana penerimaan guru bukan berdasarkan kebutuhan bidang study di sekolah-sekolah. Banyak pengangkatan guru yang dilakukan hanya pada bidang study tertentu saja.
  2. Distribusi guru bidang studi yang tidak merata di sekolah-sekolah, banyak guru-guru bidang study tertentu yang menumpuk di satu sekolah, sementara di sekolah lain tidak ada guru sama sekali.
  3. Kurangnya koordinasi lintas pemerintah daerah kabupaten Aceh Barat, dimana pihak dinas pendidikan kurang dilibatkan dalam proses rekruitmen dan distribusi guru yang dibutuhkan.
  4. Kurangnya fasilitas yang mendukung proses belajar mengajar terutama di daerah-daerah terpencil terpencil, sehingga mengakibatkan kurangnya motivasi guru untuk ditempatkan di daerah terpencil.
  5. Adanya sekolah/madrasah yang tidak ada samasekali guru bidang studi yang di- UAN Kan.
  6. Ada sekolah/madrasah tertentu yang tidak ada guru PNS sama sekali sehingga kepala sekolahnya pun bukan berasal dari PNS.

Untuk membenahi persoalan tersebut diatas Yayasan PAPAN mengadakan serangkaian kegiatan dan pertemuan antar lintas para pihak yang berkepentingan seperti Dinas Pendidikan Aceh Barat, Kandepag Aceh Barat, kepala sekolah, MPD, DPRK Kabupaten Aceh Barat, komite sekolah yang mewakili region, LSM serta pemerhati pendidikan yang ada di Kabupaten Aceh Barat, menghasilkan beberapa solusi dan rekomendasi guna perbaikan mutu dan kualitas pendidikan di Aceh Barat.

Rekomendasi tersebut adalah :

1. Kebutuhan guru bidang studi harus segera mungkin dilakukan pengangkatan dan menjadi prioritas Pemerintah kabupaten Aceh Barat.

2. Membenahi system pendistribusian dan pengangkatan guru bidang studi

3. Perguruan Tinggi membuka program study yang sesuai dengan kebutuhan kurikulum sekolah, bukan money oriented.

4. Dinas Pendidikan diberi kewenangan penuh untuk melakukan proses rekruitmen dan distribusi guru tanpa adanya intervensi dari pihak lain.

5. Distribusian guru bidang studi harus sesuai dengan kebutuhan sekolah/madrasah baik negeri maupun swasta.

6. Adanya kerjasama dalam pemerataan guru antar intansi pendidikan di Aceh Barat (Dinas Pendidikan dan Depag).

7. Untuk daerah terpencil perlu dilakukan ikatan kontrak kedinasan bagi anak berprestasi untuk ditempatkan sebagai guru dikawasan tersebut

8. Peran dan fungsi MPD perlu ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan pendidikan.

9. Penegasan kinerja pengawas oleh dinas pendidikan/depag sesuai dengan peran dan fungsinya menurut UU


Alfaizin.MA


Kerajaan Aceh Cukup dikenal Kebelahan Dunia